Happy New Year! 2018

Udah cuman pen ngomong itu doang.



GA LAH HAHAHA
Gua gabut sumpah
tapi btw, ya gua ngebacot aja kali ya

ok gaes, q ingin berubah, q ingin jadi produktif

Resolusi gua ditahun 2018:
Dapet duit banyak.

HAHA

ya, ok bingung si mau nulis apa

ya sebenernya resolusinya pen blog ini banyak viewers
dan saya pen coba jadi yucuber
BIAR APA HAHAHA
saya pen coba ngecover lagu, tp blm kesampean, mohon doa ea hehehe

oiya, saya mo ngasih tau aja saya pemain deresute HAHAHA
biar apa...

yaudah intinya saya gabut

resolusi saya banyak sih
gabisa disebutin satu-satu
"ingin jadi lebih baik"
bullshit sih ya

tapi ya gimana.

cita cita saia jg banyak
makanya saya nyoba jadi pengarang juga

doakan saya ya teman teman


yak sekian ucapan tahun baru 2018 nya

pengennya ini jadi first post, tapi saya ga nyadar pas post Dystopia: Part I KIRAIN MASIH 2017 HAHAHA

yaudahlah.

doakan juga saya jadi sering post disini

doakan saya menjadi lebih baik dan terbaik
oke oce


makasih udah mau baca bacotan saia

bye. :***

Part I

Sepanjang perjalanan, yang Maria lihat hanyalah reruntuhan bangunan. Hanya beberapa gedung terbengkalai yang masih tetap pada posisinya, berdiri tegak dengan beberapa kaca yang pecah. Namun adapula yang setengah bangunannya sudah hancur. Walau pemandangan seperti ini sudah biasa baginya, tapi Maria tetap merasakan kengerian dari suasana yang ia rasakan tersebut. 
Tak ada seorangpun disana. Hanya ada Maria dan kedua kakaknya. Sampai detik inipun, Maria masih bersyukur karena ia tidak hidup sendirian.
Semua menutup mulut rapat-rapat. Hening. Tak ada suara sedikitpun yang keluar dari mulut mereka. Hanya ada suara mesin mobil 4WD yang mereka naiki dan suara gaduh dari batu-batu yang saling beradu. Hayato yang sedang fokus dengan jalanan, dan Chloe yang sedang tertidur dikursi penumpang sebelah Hayato. Maria sendiri hanya memandangi jendela dikursi belakang. Tubuhnya seperti terombang-ambing didalam mobil karena reruntahan yang mereka lalui. Maria memegang erat sabuk pengamannya, khawatir ia akan tersungkur kedepan. Namun bersamaan dengan pikiran tersebut, mobil tiba-tiba berhenti.
“Chloe, pindah kebelakang segera.”
“Hm...?”
“Maria juga cepat bersembunyi.”
“Eh?”
Maria kebingungan, namun Chloe yang masih setengah sadar, entah sejak kapan sedang mencoba membuka sabuk pengaman Maria dan tersenyum tipis. Dengan kesusahan, Maria menuruti perkataan Hayato, dan mengikuti apa yang dilakukan kakak perempuannya, bersembunyi dibagasi belakang mobil dengan posisi berbaring. Setelahnya, Chloe menutupi badan mereka dengan sebuah terpal berwarna hitam.
“Tetap tenang ya.”
Samar-samar, Maria melihat Chloe tersenyum manis padanya.
Cantik...
“Sudah siap?”
“Ya.”
“Pegangan yang kuat!”
Seketika itu, Hayato menginjak pedal gas dan mobil berjalan dengan kecepatan penuh. Chloe memeluk Maria dengan erat. Ia merasakan kehangatan dan kelembutan dari pelukan Chloe.
Wangi raspberry...
Tak lama kemudian, lagi-lagi mobil berhenti. Kali ini Maria mendengar Hayato sedang berbicara dengan seseorang, namun percakapan mereka tidak terdengar jelas. Saat Maria menatap mata Chloe, ia mengisyaratkan agar tetap diam dengan meletakkan jari telunjuknya didepan bibir merah mudanya, sambil tersenyum lembut.
“Ck, Percuma! Minggir!”
“Ternyata kau memang penipu, dasar brengsek!!”
Bersamaan dengan suara lantang tersebut, mobil bergerak sangat cepat. Terdengar suara rintihan kecil dari Chloe. Sepertinya Chloe membentur sesuatu.
“Kau baik-baik saja?” Tanya Maria dengan suara kecil.
“Sst...” Balas Chloe sembari mengangguk.
“Jangan biarkan penyusup itu lepas!!” Teriak seseorang.
Maria kaget. Ia memeluk Chloe lebih erat. Jantungnya berdetak semakin kencang.
Aku takut...
“Argh! Sial!!”
Hayato membanting setir, sehingga kepala Chloe membentur mobil. Chloe meringis kesakitan.
“Kakak!” Maria berteriak. Namun lagi-lagi Hayato membanting setirnya yang membuat tubuh Maria tersungkur.
“Ah!”
“Maria!”
Chloe memeluk tubuh Maria lebih erat. Maria menahan rasa sakit dan tangisnya.
“Oi kalian tidak apa-apa?” Hayato bertanya dengan berteriak.
“K-kami baik-baik saja!” Jawab Maria.
“Sedikit lagi! Bertahanlah dan berpegangan lebih kuat!”
Entah apa yang dilakukan Hayato, tapi Maria merasa seperti terbang. Mobilnya bergerak tak beraturan, sangat cepat, dan seperti berputar-putar. Hayato bekerja keras untuk mengendalikan mobil tersebut. Atmosfir disekitar mereka sangat berat. Nafas mereka sama-sama tak beraturan. Detak jantung mereka pun sama-sama tak terkendali. Tiba-tiba Maria merasa pusing dan mual.
Aku ingin muntah!
Karena sudah tak tahan, beberapa detik setelah pikiran itu, Maria mengeluarkan seluruh isi perutnya. Bau tak sedap memenuhi tempat Maria berbaring, apa lagi karena seluruh tubuhnya sudah ditutupi terpal, baunya tak kunjung keluar dan udaranya menjadi pengap.
“Ma-Maria... Um... Kau tidak apa-apa? Kau pasti pusing ya karena pengalaman pertamamu menaiki mobil harus berakhir seperti ini...”
Mendengar suara menenangkan tersebut, ia baru menyadari apa yang terjadi. Didepannya ada kakak perempuan yang sedang memeluknya erat-erat. Chloe menatap dalam-dalam wajah Maria, lalu mengambil sebuah sapu tangan dan mengelap mulut Maria, tetap dengan senyuman yang menenangkan hati.
“Ya! Semuanya telah berakhir! Ayo kalian berdua, keluarlah. Maaf atas perlakuan kasar mobil ini ya, hahaha!” Hayato berseru dengan riang.
“Huft, syukurlah. Ayo kita keluar. Hayato, tolong berhenti sebentar...”
“Hah, kenapa?”
Hayato menepi dan menghentikan mobil. Ia segera menghadap kebelakang. Disana sudah berdiri adik-adiknya dengan keadaan yang membuat Hayato menganga.
“...”
“... M-maaf... Kakak... Huwaaaaaaaaa!!”
Maria menangis sejadi-jadinya. Ia merasa sangat bersalah. Bau raspberry yang sebelumnya ia rasakan, kini telah hilang, digantikan bau yang sangat tidak sedap. Maria menyesal karena ialah yang membuat bau harum tersebut hilang.
“A-apa yang telah terjadi...” Muka Hayato berubah pucat. Tapi Chloe memicingkan matanya. Chloe nampak akan marah bila Hayato melanjutkan perkataannya, jadi Hayato memilih untuk bungkam.
Wanita ini kalau sudah marah rasanya dunia ini benar-benar bakal berakhir...
“Ayo kita keluar.” Chloe menuntun Maria yang menangis untuk keluar dari mobil. Sambil tersedu-sedu Maria berjalan tanpa tongkat dengan dibantu oleh Chloe. Hayato yang melihat itu, dengan sigap mengambil botol air miliknya dan menghampiri mereka yang sudah duduk disebuah batu besar.
“Sekarang, tenangkan dirimu dulu, ambil nafas dalam-dalam, keluarkan perlahan... Udaranya sekarang sudah lebih baik kok.”
Chloe berusaha menenangkan Maria sembari membelai rambutnya. Maria mengikuti saran darinya. Namun, ia masih belum bisa mengatur napasnya.
“Ini, minumlah...”
Entah sejak kapan Hayato sudah berdiri didepan Maria, menyodorkan sebotol air siap minum miliknya. Maria menatap kedua kakaknya bergantian. Ia nampak enggan meminumnya. Bukan berarti dia benar-benar tidak mau. Air minum milik Maria telah habis beberapa saat yang lalu. Tapi mulutnya masih merasakan sesuatu yang tak sedap. Jadi dia tentu ingin minum lagi. Tapi untuk mendapatkan air bersih sangatlah sulit, dan harus melalui proses yang cukup panjang agar air benar-benar siap minum, lalu Chloe pun sudah membagi air siap minum tersebut kepada mereka masing-masing satu botol besar untuk hari ini. Bila Maria meminum air dibotol milik Hayato, bagaimana dengannya nanti?
“Gak usah banyak mikir, udah cepet minum.” Hayato mendorong botolnya kepada Maria.
“Ma-maaf...” Setelahnya, Maria menenggak isi botol tersebut. Ia menyisakan setengah air dibotol Hayato.
“Su-sudah cukup, maka-sih...” Maria mengembalikan botol tersebut sembari tersenyum.
“Maaf... La-lagi-lagi, a-aku merepotkan ka-lian...”
Hayato dan Chloe saling tatap, lalu mereka memeluk Maria dengan erat.
Lagi-lagi... Hanya kehangatan mereka yang dapat membuatku tenang... Aku tak boleh takut! Aku tak boleh gentar! Aku harus semangat dan tidak merepotkan mereka!
Maria sedikit mendorong tubuh mereka agar mereka melepas pelukannya. Maria lalu menggenggam kedua tangan kakaknya dan menatap mereka bergantian.
“Ayo kita lanjutkan! Aku sudah lebih tenang sekarang. Aku siap!”
Hayato dan Chloe tersenyum. Kemudian, Hayato mengangkat tubuh Maria, dan membantunya masuk kedalam mobil. Chloe pun masuk kedalam mobil dan duduk dikursi penumpang sebelah pengemudi.
“Kalian sudah siap? Kencangkan sabuk kalian, nona-nona!”
“Apaan sih, hahaha.”
Hayato menginjak gas secara perlahan, dan mobil pun mulai bergerak maju tanpa arah tujuan.
Entah akan membawa kemana jalan yang sedang meraka susuri. Namun pasti akan ada sebuah ujung yang menggiring mereka pada sebuah kebenaran.
Kuharap sebuah keajaiban akan datang secepatnya!


--Tapi ya, harapan itu kan cuman harapan.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...