[Review] Tokidoki (Manga)

Perhatian! Artikel ini mengandung spoiler berat. Resiko ditanggung sendiri.

Apa yang terlintas dipikiranmu saat Naoshi Komi, mangaka yang terkenal dari seri Nisekoi, kembali beraksi, setelah kemarin menamatkan Nisekoi?
Awalnya saya bodo amat. Udah males sama yang namanya HAREM.
Singkat cerita...
Banyak diberitakan kalau Komi-sensei akan membuat oneshot. Pas kita lihat oneshot nya...
Hanya ada 2 chara di halaman pertama.
Apa ini ga bakal jadi harem? Kalo engga ya, bisa dicoba.
Rilis tanggal 20 Oktober 2016. Saya pun menunggu dengan sabar, tapi ga bener-bener nungguin sih.
Malam ini, tepat tanggal 22 Oktober 2016, saya baru inget kalo manga ini sudah rilis. Saya pun akhirnya mencari di internet.
Sebelum itu, saya udah baca sinopsis dari bebagai sumber.
Oke. Ini manga feels non harem rupanya. Pikir saya.
Begini sinopsisnya...
Manga Tokidoki ini menceritakan kisah sang protagonis bernama Iijima Hato yang bertemu gadis pindahan yang hanya memiliki 220 juta detak jantung lagi sebelum dirinya meninggal. Kira-kira 6-7 tahun lagi.

Oke. Kesimpulannya? Cewe nya, Takagi Hatsu, yang mati? Yakin?
Nah setelah saya ngomong gini, apa yang ada dibenak kalian?
Cowo nya yang mati?

 























Iya, dua duanya mati. Dan laki-laki nya dulu yang menjemput ajal.

Ya udah, saya mulai cerita garis besarnya aja ya.

Awalnya, cowonya yang tertarik dengan si cewe.
Suatu hari, Hato, atau yang biasa dipanggil Poppo, ga sengaja ngeliat Hatsu lagi ganti baju di UKS. Di dadanya, seperti tertancap sesuatu. Dari situlah, si Hatsu mulai cerita tentang penyakit langka dengan perbandingan 1:1 juta orang, yang dideritanya. Dari situ, Poppo bertekad bakal bikin Hatsu ga mati sia-sia. Dia ngajak Hatsu jalan-jalan lah, main, pokoknya bikin "doki-doki (deg-degan)" dan bikin seneng.
Suatu hari, si Hatsu ketahuan punya suara baguuuuussss banget. Akhirnya diajaklah dia masuk kedalam band nya Poppo. Hatsu pun mulai buka-bukaan dengan anggota band tersebut.
Beberapa minggu lagi, akan diadakan Bunkasai (Festival Budaya). Mereka pun mempersiapkan segala sesuatunya. Hingga pada hari H datang...
Saat Hatsu lagi cari udara segar, tiba-tiba petikan gitar kesayangan dia jatuh ke daerah hutan belakang sekolah. Dia pun ngadu ke Poppo. Poppo akhirnya mencarikan untuknya.
Saat berhasil ditemukan, bukan Poppo yang kembaliin, tapi temen bandnya.
Ternyata oh ternyata...

Poppo mengidap penyakit yang sama. Dan sisa umur dia lebih sedikit dari Hatsu. Cuman 15 menit. Apalagi, setelah dia lari-larian nyari petikan gitarnya Hatsu.
SAYA SIH UDAH CURIGA.
Karena beberapa kali, ada bagian temennya yang di close up, terus kata temennya itu juga (yang kaca mata), "Jangan terlalu memaksakan dirimu."
APA COBA INI:(

Poppo pun meninggal disekolah pada umur 17 tahun ketika teman-teman band nya manggung (Si Poppo emang nyuruh Hatsu dan temen temennya manggung tanpa dia).

Hatsu pun tak terpuruk. di 1 halaman terakhir, diceritakan bahwa Hatsu, yang sangat menyukai musik ini, akhirnya menjadi song writer!
Hatsu akhirnya meninggal di umurnya yang ke 21 tahun.


Ya. Gimana? Komi-sensei memang hebat! Artnya bagus dan ini storynyaaaa:((
Saya bahkan berdebat dengan teman saya barusan,
"KENAPA GA DIJADIIN ANIME AJA?! KENAPA CUMAN ONESHOT. INI BERASA KAYA NGEDIPIN MATA DOANG" Ya... Begitu seterusnya.

Saya akui, saya kurang menyukai Nisekoi. Tapi saya juga belum membaca karya-karya Komi-sensei yang lain. Tapi Tokidoki memang luar biasa. 5 Jempol!

Ringkasan:
Art: 8
Story: 10
Enjoyment: 9
Overall: 9

Sekian curhatan saya soal manga ini. Mohon maaf apabila banyak kata-kata yang kurang berkenan, karena saya habis baper berat</3
Note terakhir, saya masih sulit untuk mencari kanji "Toki" jadi mungkin judul jepangnya nanti saja :v

Source: tertera di foto ya...
Terima kasih untuk semuanya!

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...